TUNAS ITU AKU...
    Setelah makan malam yang romantis bersama kekasihku ,  dan kepulangannya membawa kesan yang mengakar dalam ingatan. Aku  tersadar bahwa telah  kehilangan tokoh yang ingin kutulis dalam tulisanku, entah cerpen, puisi atau naskah lainnya. Tokoh yang sangat lihai membuatku lupa, ketika aku memikirkan dia a kan berperan sebagai apa, saat itu juga dia selalu menemukan cara untuk lompat dari niatku untu k  menuliskannya.     Kucari ia ditumpukan buku, satu persatu-satu setiap buku kubuka. Kalimat yang sudah kutandai denga n  bolpint tak satu pun memberiikan petunjuk alamat di mana dia tinggal. Bahasa ilmiah yang kutemukan, juga tak satupun memberikan pemahaman ilmu yang dia pakai dan di mana dia mengenyam pendidikan. Bahkan, novel yang ikut menjadi sasaran pelacakanku, tak satupun tokoh-tokohnya yang mengaku pernah berjumpa dengan dia.     Kemudian pencarian, kulanjutkan di file-file yang tersimpan di laptopku. Dari ratusan naskah yang ada, tak sedikitpun kucium aroma tubuhnya. Puisi...