CATATAN MAHASISWA



Fajar menyingsing bersama burung di pepohonan
Aroma sungai kontras dengan sekitar,
menyaksikan selokan mulai kotor dan semakin tersohor
Lalat-lalat bergemuruh diatas tumpukan sisa-sisa pembuangan,
lalu aktifitas dan ketidakwajaran hari-hari menjadi saksi  dan berujung menjadi alasan
mengapa hari ini kita berkumpul dan mencari solusi ?
Kau bertanya tentang barisan dan kepalan tangan
Kau bertanya tentang niat yang sudah disepakati
Pendidik bertanya : sejauh mana teori pembebasan kita kuasai ?
dan nampak jelas akhirnya kita saling menuding persoalan kebenaran siapa yang pantas diperjuangkan.

Ya, panji-panji mejulang menuju matahari
Kita sama-sama meyakini bahwa kita utusan Dewa-Dewi
Namun sayang kita ditendang dan memar dirahang adalah petanda kita terlalu sering orasi dan menyodorkan solusi
Revolusi menjadi benteng terakhir, dan barikade kawat serta jeruji besi menjadi ruang praktek ilmu negosiasi
Oh, ada yang ditunggangi dan menunggangi
Ada warna-warni dibelakang logo organisasi
Tapi mengapa kau dan aku terpecah belah ?
Mengapa tanah-tanah dirampas dan menjadi cerita berdarah ?
Mengapa kita saling menggurui sedangkan di pelosok Desa guru-guru tanpa hak nya tak pernah kita bela ?
Kita ini belajar untuk keadilan yang mana ?

Matahari memuncak diatas kepala
Bumi bergetar ketika digoncang semangat pemuda
Sebagai mahasiswa mestinya kita tak buta menerka-nerka, mencatat semua gejala 
Lalu di dalam sungai yang kotor sebaiknya kita menemukan jawaban atas dasar persatuan dan pengakuan.
Esok !
Catatan ini aku bagikan sebagai modul dan referensi pembelajaran bahwa bertahun-tahun kita bergelut tetap saja masa depan kita terhalangi kabut
Esok pula !
Kita harus berkumpul kembali
Menggugat, memelihara dan terjaga
Kita mesti meminta banyak tenaga pada yang Maha Kuasa sebab “berhala” ingin kita jenguk bersama.

Bandung, 05-12-2016

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU