ARLOJI



Detik-detik berputar, ia selalu setia merekam peristiwa.
Waktu yang digunakan manusia ialah siasat menyelamatkan umat.
Umat yang mana ?
Umat yang bekerja untuk siapa ?
Umat yang setia pada siapa ?
Umat yang seperti apa ?

Jarum jam menusuk dalam tafsir kehidupan, ia bersaksi bahwa hidup silih berganti dan prasasti hilang dalam kabut dilembah sunyi.
Malam dan siang digunakan sebagian orang untuk mencetak sejarah.
Sejarah yang mana ?
Sejarah yang menceritakan apa ?
Sejarah yang dibuat oleh siapa ?
Sejarah yang berpihak atau tidak ?

Aku bertanya padamu, pada kita yang mengaku manusia.
Sesungguhnya keplasuan telah hinggap dan mengakar oleh serigala yang tak melihat,
jejaknya kotor, mulutnya bau alcohol, lolongannya hanya milik kaum pesohor,
yang bersaksi kala dikompori, bicara saat disulut api, diam kala dibayar, dan berlayar dari perut orang-orang yang lapar.

Waktu telah bersemayam damai dalam setiap gejala
dari Adam dan Hawa , Muhammad hingga umatnya, ia tak mungkin dirasuki kepalsuan sebab ia dikunci alam.
Aku kembali merenung, dijajah keraguan yang tak mau hilang dihadapan Tuhan.

Bandung, 8-11-2016

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU