MERPATI POS



Burung merpati berwarna putih
Merintih sayapnya patah
Burung merpati pengantar pesan
Bulunya berhamburan meninggalkan kesan dan pertanyaan tentang kehidupan.

Suara yang menyeru
Darahnya berceceran menghiasi dingding kota
Ia lupa dikabarkan bahwa hidup sudah mencekam karena penyakit ketakutan.
Dalam batang pohon, dalam sangkar ribuan kesaksian diam dan dierami berbulan-bulan.
Langit jengah
Bumi mengeluh
Dimana penyelamatan ?
Dimana kehendak Tuhan ?

Burung merpati berwajah murung
merintih dalam kurung
Sarangnya palsu, nyanyiannya keliru
Ia tak lagi terbang sebab sayapnya dipatahkan kumbang
Kumbang yang bersarang di Taman penuh kesunyian
Lalu siapa yang menghiasai cakrawala ?
Senaja berduka , awan murka
sepertinya dunia sepi dari tawa.

Oh merpati pos
Anak panah dan peluru tak bertuan
membawamu pada pengaduan, kau berharap pengampunan,
mencari keadilan, sementara tuan-tuan memandikan tubuhmu denga racun kehidupan
Kandangmu adalah kesepian
Pakanmu adalah kesakitan
Diamana-mana kau menjadi pertanyaan, sebab pesan yang kau bawa adalaah tanda tanya bagi siapa saja
Oh merpati pos
Dukamu menjadi duka yang lain
Elang, merak, kenari ikut bersaksi
Hanya garuda yang minta dijenguk mimpi sebab tidurnya selalu kau hantui
Kabarmu menjadi api, menjadi angina dan menjadi adat yang diabadikan

Bagaimana kau bisa terbang, sementara kumbang dan kutu bertamasya di sayapmu
Bagaimana kau akan berkicau,sementara madu dan racun menjadi makananmu
Bagaimana kau bisa melangkah sementara kakimu diikat dank au pasrah

Burung merpati putih
Anak-anakmu menetas dikala gerhana,
itu adalah petanda bahwa mereka menjadi ancama bagi Duryudana
Mereka membawa nuraninya, meski dibakar ia tak hangus, dipanah ia tak menyerah
Mereka mencarimu dengan keberanian
Menyelami lautan kebohongan
Terbang di langit penuh kepalsuan
Apabila mereka ditikam, maka selanjutnya harus ada yang menjenguk dalam prasasti.

Bandung, 20-11-2016

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU