SPIRIT MIE AYAM CICAHEUM HELL PARK DALAM BERKONTRIBUSI DI SCENE UNDERGROUND


Jika mendengar makan Mie Ayam apakah yang anda pikirkan? Mungkin anda akan berpikir berlokasi dipinggir jalan, gerobak, makanan lokal dan sederhana, tumpukan mie yang dibalut daging ayam dan sosin serta kuah atau mungkin anda akan berpikir siapa pemiliknya? Latar belakangnya? Bahan-bahan yang dibuat dari apa?, sekiranya itu yang akan terlintas bagi sebagian orang tentang makanan daerah yang notabenya sudah banyak tersebar di seantero Kota Bandung. Nah ada yang berbeda denga mie ayam yang satu ini, dulunya mie ayam berlokasi di daerah terminala cicaheum, tepatnya dibelakang terminal dan pasar. Meski terdengar sangar ataupun kumuh bila dilihat dari lokasi, namun ada hal yang berbeda untuk Mie Ayam yang satu ini, yap Mie Ayam Cicaheum Hell Park. Bukan cuma hanya cita rasa dan kegurihanya namun ada spirit yang luar biasa terkandung dalam bumbu-bumbu yang dituangkan dalam setiap mangkuknya, spirit gotong-royong dan apresisai yang luar biasa dalam pengembangan musik extreme di Kota Bandung.

Memang dirasa sangat janggal bahkan jauh sekali mengapa sebuah makanan dikaitkan dengan perkembangan musik extreme, itu semua berawal dari persahabatan sejak kecil antara Jass Martel pemilik Mie Ayam Cicaheum Hell Park dengan founder-founder komunitas Cicaheum Hell Park. Sejak dulu mereka sudah melakukan hal-hal yang bisa dikatakan cukup extreme misalnya olahraga skateboard dan BMX freestyle yang selalu rutin mereka lakukan di belakang terminal cicaheum tepat didepan kios-kios pasar dengan alat peraga seadanya, disamping itu mereka juga sangat menggandrungi musik-musik extreme bahkan komunitas Cicaheum Hell Park melahirkan band-band papan atas seperti The Cruel, Distress dll. Kebersamaan juga menjadi modal yang luar biasa, menurut Jass Martel pemilik Mie Ayama Cicaheum Hell Park karena musik serta visi misi membangun komunitas serta memperluas persahabat adalah modal utama dalam membangun usaha ini disamping modal secara materi. Mie ayam Cicaheum Hell Park sudah menginjak usia 5 tahun, sejak 2010 usaha ini mulai dibangun dengan niatan biasa saja, hanya berdagang memperluas usaha dan memperpanjang nafas berkehidupan. Atas dasar persahabatan akhirnya teman-teman dari Komunitas Cicaheum Hell Park mendorong Jass membangun dan mengembangkan usahanya, karena tak bisa dipungkiri Jass juga adalah salah satu orang yang ikut dalam pembangunan Komunitas tersebut.

Pesahabatanya dengan Lord Buchex vokalis The Cruel dan Mesin Tempur inilah yang memulai Jass dan usahanya menjajaki dan nekad memperkenalkan usahanya didalam event, Jass mengaku sangat tertantang ketika ditawari untuk membuka usahanya didalam event musik, Jass sendiri ingin membuktikan bahwasanya kecintaanya terhadap musik-musik extreme mampu menjadi alasan dalam peekembangan usahanya. Akhirnya Hell Print menjadi pilihan pertama Mie Ayam Cicaheum Hell Park untuk berdagang, selain merasa tertantang Jass dan kawan-kawan juga merasa tak percaya diri sebab boots yang disediakan oleh pihak penyelenggara Hell Print rata-rata dihuni oleh pemilik usaha merchendise band atau clothing-clothing yang sedang promosi daganganya. Namun Mie Ayam Cicaheum Hell Park menjadi usaha makanan lokal pertama yang menyguhkan daganganya di perhelatan panggung-panggung musik extreme. Bahkan acara sebesar Bandung Berisik pun memberika lapak untuk Mie Ayam Cicaheum Hell Park, mungkin karena dirasa Mie Ayam bukanlah sekedar usaha belaka namun ada semangat juang untuk membantu membangun scne musik underground.

Suka duka ia rasakan manakala menghadapi cibiran dari orang-orang yang merasa aneh dengan kehadiran Mie Ayam Cicaheum Hell Park, "naon mie ayam?" (Apa mie ayam?) Kalimat seperti itu yang Jass dengarkan sebagai awal mengasah mental ia dan kawan-kawan untuk menjalani usaha tersebut di event-event musik extreme. Cibiran, sindiran serta cacisan mewarnai perjalanan Jass dan 12 pegawainya dalam membangun usaha tersebut. Namun hal tersebut jelas tak ia tanggapi dengan serius, setelah beberapa kali membuka daganganya di cara-cara lokal Kota Bandung, Jass dan kawan-kawan bertekad untuk membuktikan bahwasanya bisnis yang ia lakukan bukan hanya sebagai usaha untuk menghidupi kehidupanya, namun semangat yang ia pegang harus mampu membuktikan bahwa Mie Ayam Cicaheum Hell Park mampu berkontribusi dalam perkembangan musik extreme di Indonesia khusunsya di Bandung.

Setelah mengalami fase naik turun dalam perkembangan usahanya, Mie Ayam Cicaheum Hell Park menjadi salah satu usaha makanan lokal yang menginspirasi banyak pihak untuk melakukan ide yang sama yaitu membuka makanan lokal di dalam acara musik extreme di Kota Bandung, namun kehadiran pengusah lain tidak membuat Jass merasa tersaingi, meraka sering berjumpa di dalam event yang sama. Jass merasa kehadiran teman-teman yang lain menjadi warna dan semngat baru untuk berkontribusi membangun dan memperluas musik metal menjadi daya tarik di Kota Bandung. Mie Ayam Cicaheum Hell Park juga menjadi sorotan yang bisa dikatakan fenomenal, mengapa tidak? Sebab Mie Ayam ini pernah menjadi sponsor tunggal dalam acara Doomsday 4, acara tersebut adalah sebuah event yang dibangun oleh Komunitas Cicaheum Hell Park dan akhirnya melibatkan Jass dan usahnya dalam menyelenggarakan acara tersebut. Dalam kontribusinya di acara tersebut Jass dan kawan-kawan mempunyai tekad yang patut dibanggakan, bahwanya makanan sederhana mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Seluruh biaya yang dikeluarkan dalam event ini Mie Ayam Cicaheum Hell Park ikut berpartisipasi. Jass pribadi tidak memikirkan untung rugi dalam penggrapan event ini namun yang ia pikirkan adalah tanggung jawabnya sebagai penikmat musik extreme serta mempromosikan sekaligus memperlihatkan pada khalayak bahwasanya usaha miliknya mampu berkontribusi dalam mengembangkan musik metal di Kota Bandung.

Al hasil dari segala uapaya yang Jass lakukan akhirnya terbayarkan sudah, pertemanan dengan pentolan-pentolan musik extreme bahkan dengan pelaku sekaligus personil band-band extreme mulai terbangun, maka tak aneh saat masih membuka lapak usahanya di cicaheum banyak pesonil-personil band metal Kota Bandung datang dan sengaja mampir ke Mie Ayam untuk sekedar bercengkram, silaturahmi sambil menikmati hidangan Mie Ayam ala anak Cicaheum Hell Park.

BERBAGI UNTUK SESAMA PENIKMAT MUSIK EXTREME

Visi misi yang luar biasa ditunjukan Mie Ayam milik Jass Martel dan komunitas Cicaheum Hell Park, membangun usaha yang kelak mampu memberikan kontribusi yang lain dalam mengembangkan musik extreme di Kota Bandung, mungkin orang-orang mempromosikan atau mengembangkan musik ini melalui bakat dan bisnis merchendise namun Jass ingin memepromosikan musik ini dengan jalur yang berbeda, yaitu dengan cara berjualan mie ayam di event-event metal di Kota Bandung.

Semngat yang diperkenalkan Jass kepada penggiat dan penikmat musik extreme di apresiasi oleh para sahabatnya dan akhir bersama-sama membangun usaha ini menjadi lebih maju. Selain itu semangat tersebut menjadi sangat nampak ketika mereka sudah membuka boots daganganya di event, mengapa tidak? Beberapa orang mungkin menganggap bahwa bila melakukan bisnis harus memperhitungkan untuk rugi. Namun berbeda dengan Jass, sekitar 3000 samapai 4000 mangkok ia siapkan jika ada event yang meminta Mie Ayam Cicaheum Hell Park untuk berpartisipasi dalam kegiatan atau acara tersebut . Nah ribuan wadah yang ia siapkan selalu ludes terjual, maklum saja Jass dan kawan-kawan memasarkan harga daganganya tidak terlalu mahal, bahkan cenderung murah dibandingkan dengan Fast Food pada umumnya. Nah hal itu juga yang menyebabkan Jass selalu ingin berbagi dengan pengusaha lainya ketika bertemu dengan pedagang lain di event musik.

Dari mulai penentuan harga hingga bertukar pikiran mengenai menu sering ia lakukan dengan pengusaha yang lain agar tetap menjaga persahabatan mereka, karen tak bisa dipungkiri rata-rata pengusah makanan lokal yang ada di event-event musik extreme itu adalah sahabatnya sendiri, selain itu Jass juga selalu membagikan makanan yang masih tersisa secara gratis. Karena ketika sudah cukup membalikan modal awal yang ia keluarkan Jass selalu membagikan daganganya secara gratis, "yang terpenting modal sudah balik, sisanya yang dipakai untuk memperpanjang persahabatan saja, terkadang saya suka kasian liat teman-teman yang lagi nonton dan menyaksikan konser musik itu kehabisan tenaga lalu lapar sedangkan merak tak memiliki cukup uang untuk membeli makanan Fast Food yang harganya selangit, kan urusan perut ga bisa kompromi. Makanya saya selalu membagikan makanan saya secara gratis kadang meski itu cuma sayuran dan kuah saja mereka tetap menyantapnya, yang penting berbagilah " ungkap Jass sambil tertawa.

Mie Ayam Cicaheum Hell Park pernah berlokasi didaerah cicaheum yang sekarang lokasi tersebut dihuni oleh distro bernama D-Threone, Jass memutuskan untuk tidak berdagang secara menetap sebab ia ingin berbagi dengan pedagang yang lain, disamping pemilik Mie Ayam Cicaheum Hell Park ia Jass adalah pemilik pabrik yang menghasilkan bahan mie yang digunakan pedagang mie ayam, dari mulai Cibiru sampai kedaerah Soreang rata-rata membeli mie ke pabrik miliknya, maka Jass sangat merasa malu apabila ia harus berdagang secara mentepap dicicaheum, "kasian pedagang yang lain, saya harus mengerti posisi. Sebab yang lain juga membutuhkan rezeki" ungkapnya.

Sekarang Mie Ayam Miliknya sudah punya cabang di Kota cimahi dan ia memfokuskan usaha miliknya untuk membuka lapak dagangannya di event-event musik saja tidak untuk menetap, sebab ia punya misi yang patut diapresiasi melalui usahanya memperluas scne musik underground melalui bisni sederhana Mie Ayam.

M Elgana Mubarokah
Tulisan ini pernah dimuat disalah satu majalah remaja Youngkru.com

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU