EMAK NAIK ONTA



Mak, aku tulis sajak ini sementara kau mengelilingi Ka‘bah
saat itu pula gelisah sering bertamu ke gubuk kita
entah mencari siapa
barangkali peristiwa yang terjadi masih menghantui perjalananmu Mak.
Mak ,kau kenakan Ihram aku kenakan kerinduanku
Suara yang memanggilmu seketika menghilangkan rasa sakit dilenganmu
Angia berhembus, debu yang menyapu
Doa-doa yang kau bawa jangan kau simpan, wajib kau adukan.

Siapa yang diam kala rindu digerogoti waktu ?
Kau kumpulkan niatmu
Tak usah risau, gelisah dan galau
aku hanya singgah dibeberpa pulau, nasib namanya
Sementara sumur masih hening dan airnya masih tetap bening Mak.
Mak, kehidupan mesti seperti lingkaran
Ujungnya saling bertemu dan menemukan
Disana jawaban saling bertegur sapa, siapa harus menjawab yang mana.

Aku berlari mencarimu Mak.’
Hutan yang sunyi aku kunjungi
Gunung yang merenung terpaksa aku daki
Diantara lembah yang sembahyang
Airmata menjadi petanda bahwa hari ini aku rindu dipelukmu Mak.
Yang menanam adalah yang diundang ke rumah Tuhan
Aku melihat kau diburu waktu
Sementara gelang ditangamu, kerudung menutupimu itu adalah cara bgaimana menjawab usia

Mak, aku tukis sajak ini dan kau memutari Ka‘bah berkali-kali
Saat itu pula sajak ini menjadi sahabat kala menerbangkan doa
Mak, doakan aku yang berlayar dari dermaga sepi
Sambil menelan pil pahit aku bersaksi, bahwa kenyataan harus kita hadapi,

Bandung 20-11-2016

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU