CERMIN



Sekali lagi mesti berkaca
Pada air di kedalaman
Atau dedaunan di hutan.
Tahun-tahun tercatat
Diberungus kebebasan atau pembebasan.


Ini ladang milik siapa?
Hutan hijau terlihat berkilau.
Kesadaran dibius
Di buat kantuk.
Tak lama nilai mata uang hinggap ditelan,
 

Sesekali nampak dikeningnya.
Merubah airmata jadi senjata dan doa.

Sekali lagi berkaca
Pada kedalam diri
Hutan hati
Perjuangan disana butuh cermin.


Warna pada kulit adalah petanda, dimana nurani.
Cermin sudah pecah ditembak peluru
Di telan gamang samudra
Di hapus jejak awan di kepala.

Hari ini adalah saksi
Kesakitan dari hilangnya restu.
Diruang pembebasan ditekan,
Satu persatu di tuduh pengganggu.
Lalu buat apa barisan?
Seragam?
Almamater?
Kopeah?
Dimana harga cinta dan nilai agama?


Sekali lagi berkaca
Mata air keruh oleh lumpur.
Lautan hitam tanpa mutiara.
Sementara cermin disembunyikan dekat istana.


Bandung,16-07-2016

Untuk mahasiswa Papua yang sedang berjuang di Yogyakarta, yang hak hidup dan hak demokrasi mereka di berengus penguasa. Apakah ini Bhineka Tunggal Ika?

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU