HARI KE – 29



Matahari memandang disela genting rumah.
Bayang-bayang nyengir kepanasan, sambil ikut bergerak tapi tak ramah.
Hari kuhitung kulitasnya, tengok kiri kanan banyak keluhan.
Tembok dirumahku mulai retak digempur doa serta harapan.

Aku termangu membaca sebuah pesan, entah sebuah ancaman atau menyudutkan.
Sambil terlentang dilantai kutatap langit, tetap biru dan awan bergerak semaunya.
Bising suara mesin cuci, serta obrolan tak penting, kemudian berencana untuk sebuah ketakutan.


Bandung, 04-07-2016

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU