SALAM YA SALAM
Salam
atasmu ketakutan.
Matahari sudah tak punya api
bumi berputar arah
langit menyesal merestui sebuah anugerah
sementara, yang terbuang dibawah adalah kekalahan sebelumnya.
Mereka adalah orang orang terakhir yang selamat dari kaumnya
Jauh sebelum negara memakan dirinya sendiri.
Salam atasmu ketidakadilan.
Burung terbang rendah menghampiri sarangnya
sebagai makhluk kita mesti menjaga senyum sesama
hidup bersama adalah pemaknaan dari negara
bukan dipinggirkan atau dikurung dalam kelaparan.
Anak burung menjerit minta makan menagis memohon diajarkan terbang
Tak ada nurani yang diam, kita mesti belajar berani, memberi nilai pada pengorbanan.
Salam atasmu kemanusiaan.
Masikah agama berharga?
dihadapan mimbar, yang kalah menutut pengampunan dengan ribuan luka akibat disanksikan.
Masikah cinta memilih sesama?
Bersama kata-kata, mulut dan mata yang kering menunggu giliran dipeluk.
Oh sayang, negara ini membeli saham dari para subversif
mengubah para pemberontak jadi tren fashion
mereka melakukannya dengan HAM, AKTIVIS
mereka melakukannya dengan musik, Sastra dan kesenian lainnya.
Salam atasmu perjuangan
Dalam buku kita dibakar, dalam barisan kita didengar, dalam tulisan kita abadi.
Lalu kenapa langit tak merestui?
dan bumi selalu memberi ruang?
setelah itu manusia bekerja sebagai tukang gali.
Pemimpin menjual kemajuan
pihak perusahaan mengemasnya secara online
dan pelacur seharga ratusan dolar menjadi ornamen untuk kap mobil mewah dengan tulisan "Mari Berjuang Untuk Rakyat".
Salam atasmu kemerdekaan.
Yang kalah menjadi petapa, sebagian jadi serigala
mencari cinta, menerima kehidupan.
Matahari menuntunya
bumi memeluknya
Langit melindunginya.
Yang kalah baik-baik saja
berkata jujur sesama manusia
Tersenyum menyambut petaka
Dipeluk waktu, menemukan surga dari kehidupan.
Bandung,10-09-2016
Comments
Post a Comment