PANCAROBA
Aku
tulis sajak ini 
melihat gejala yang dimakan usia.Kemah pengembara reyot diterpa pancaroba,
bibir kering tak menemukan air ditanah subur dihujani petir.
Yang hidup menanam kehidupan, yang mati menggadaikan hidupnya.
Sajak ini aku tulis sebagai petanda, burung gagak hinggap diatap gubug para petualang yang sekarat dilahan pertanian, di pesisir lautan
sementara disampingnya kekayaan dihisap habis pemilik saham.
Sajak ini aku tanda tangani sebagai kesaksian, bahwa airmata bukan lagi duka, bahwa cinta sudah kehilangan makna, bahwa kenyataan mesti dibicarakan.
Bandung, 03-10-2016
Comments
Post a Comment