KETIKA LONCENG BERBUNYI



Ketika lonceng berbunyi Sudah barang tentu anak-anak baris berdesakan.
Berpakaian rapih dan siap mengenyam pendidikan.
Bab-bab dipersiapkan untuk memecah masa depan.
Buku dan pensil adalah saksi pendidikan mesti menjamin anak negeri.

Sejak dini murid harus mandiri.
Namun apa yang terjadi?
Hak berpendidikan diperkosa kepentingan atas nama hak berkonstitusi.
Belum lagi, rumus asing serta era globalisasi.
Memaksa anak negeri sikut kanan sikut kiri.
Sampai harus menggunting rok nya serta memperketat seragam dibelahan payudara.

Ketika lonceng berbunyi dikemudian hari.
Murid-murid sudah asik lagi dengan jari dilayar 14 inci.
Sudah enggan berbaris.
Dan bagaimana dengan guru?
Guru sudah banyak membisu.
Semenjak murid berani menginjak aturan, dan hasilnya bu guru atau pak guru harus mendekap di ruang pengasingan.
Lalu apa makna berdikari?
Ketika bapak proklamasi berpidato, "hey sudah waktunya dentang lonceng kematian imperialis dan kolonialisme ".
Makna itu tersampaikan.
Dan oleh kita di buat sedemikian rupa.
Sampai kita lupa, masih saja pendidikan di negeriku mengenyam hukum kolonial.

Sementara itu di ujung nusantara.
Masih berlaku singkong.
Sebab beras mesti di beli apalagi ketika memasuki bulan suci. Di ujung nusantara.
Lonceng berbunyi bukan sebuah petanda.
Namun hakekat jeritan makhluk terluka.
Di ujung nusantara persoalan pendidikan hal yang mahal.
Apalagi pemahaman undang-undang.
Di sebuah desa, di bangunan tua.
Lonceng sudah enggan memanggil. Sebab pemerataan meninggalkan jauh jauh hari.
Guru-guru sudah tak mau mengajar.
Lebih baik jadi pegawai negeri atau politis.
Sebab uangnya tak mungkin habis membeli secangkir kopi dan berbicara pertukaran kursi serta konsolidasi.

Indahnya pertiwi, dilihat dari pandangan gelandangan.
Dinikmati dipinggiran selokan.
Serta hutan yang berwarna kemerahan.
Ketika lonceng berbunyi.
Murid-murid sudah tidur pulas.
Guru-guru sudah bebas.
Ketika lonceng berbunyi.
Seragam sudah kumal.
Buku sudah berdebu.
Ketika lonceng berbunyi.
Pertiwi merajut lagi.
Dan bung Karno merakit kembali.
08-06-2016

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." (UUD 1945) Mungkin kalimat di atas yang harus menjadi prinsip dasar mengapa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, sebab kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Jika melihat sejarah bangsa sendiri mungkin dimanapun menyatakan hal yang sama bahwasanya Tanah Air Indonesia pernah di jajah ratusan tahun oleh negara lain. Berbicara kemerdekaan mugkin saja selalu melakukan sebuah pengorbanan jika merunut sejarah bangsa banyak pengorbanan yang dilakukan masyarakat luas meliputi harta dan jiwa raga yang akhirnya berujung pada penobatan seseorang memiliki gelar " Pahlawan". Baiknya sebuah kemerdekan adalah imbas dari banyak Teori Politik, tentang bagaimana memperjuangkan sesuatu yang dilandasakan pada suatu kebenaran, pada akhirnya bermuara pada sebuah kepenti...
Read more

MENEMUI BATAS

Keinginan ada di batas kota, di luar jendela.  Kemerdekaan di sela-selanya. Dan ketakutan tersimpan di embun pagi buta, aku menemukannya. Dengan cahaya, dengan nafas Dongeng tua habis dimakan serangga. Oh, dewi themis Aku menemui rindu dimatamu. Diantara jurang pemisah, Suara terbang tanpa arah Beberapa menerpa genting rumah. Aku lupa membersihkan jendela dan menembus batas di pinggir kota. Bandung, 20-07-2016
Read more

PUISI RINDU

Aku telah mengenalmu menghadapi sepi dan jalan penuh duri Karena rindu itu mencekik, dan yang tercekik saling memahami Anak panah yang kau tiup tak jelas mengarah pada siapa Madu yang kau tebar meracuni siapa saja Lukamu telah menjadi bara, menjelma api bagi yang mendekati Jika aku rindu, maka sejatinya sajak ini membisu dan tak menemukan makna menyusuri kemerdekaanmu Solo, 10-12-2016
Read more