SAJAK TANPA ATAP



Sajak ini terkandung dalam tenda pengungsian
empat tahun mengendap dalam lumpur kehidupan
selama itu pula nasi diganti debu, rasa haus dibendung sumur tetangganya.
Salam ya salam keheningan
gunung merenung dalam kehangatan orang-orang.
Salam ya salam cinta
mengapa kau bakar rerumputan? Kau kotori sumber kehidupan? Kau hinakan kesucian?

Sajak ini menggigil di pengungsian
tiang tiang kebenaran diganti pembenaran
atas nama perbedaan, manusia kehilangan nyawa dan negara ada tanpa makna, kehidupan membias tak berwarna
dan agama hanya milik beberapa golongan saja.

Sajak ini bertanya tentang keberagaman
masihkah kita Bhineka Tunggal Ika?
yang menjerit terbakar dupa
yang berdzikir hilang dalam kenyataan.
Cerita bangsa kaya namun kelaparan mengetuk jendela sudah memasuki era baru,
keyakinan rukun beragama menjadi tameng pembenaran mengunci hak hidup seseorang.
Sajak ini menunggu kelahiran
menunggu pertolongan, menunggu kepulangan, keajaiban dan keadilan.

Bandung, 16-09-2016

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU