HAKEKAT



Lampu jalan lebih terang dari rembulan, angin diam saja.
Di tebing yang sulit didaki, cakrawala tak berujung, lautan nampak seperti sumur.

Keadaan perlu diperhatikan, mengalir seperti tugasnya.
Siapa hari ini, kepalanya tak dibakar matahari?
Daun mengering, ranting terlalu sepi.

Ketahuilah, kekasih siapa hidupnya dirampas?
Dibakar api, hidup menyendiri.
Menjadi sumbang, tak lama tumbang terkubur.

Jadi, tak ada rumus matematika yang mampu menghitung untung-rugi bersabar dalam hidup.
Meski kotoran menempel di hidup dan mata.
Sampah-sampah dikumpulkan petanda jawaban, kemenangan ditunda, kemerdekaan disimpan, pemberontakan adalah pernyataan.


Bandung, 08-07-2016


Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU