TUGAS KITA BELUM SELESAI



Hari ini aku dipertemukan.
Sejuta nilai kemanusiaan.
Aku resapi dan selami.
Sebuah petuah lama yang tak ter-amini.

Semakin hari semakin menjadi.
Benturan keras, menyeruak mengembarkan dendam dalam dada.
Semisal tsunami, aku dipontang panting keadaan.

Retakan-retakan dalam nadiku bergejolak memompa deras.
Pertempuran apa yang terjadi dalam dada?
Tak ada dalam peperangan apapun
Hanya ada pada lubuk hati manusia.

Indraku berharap hening.
Bertugas sesuai fungsinya.
Namun geram nya petuah itu.
Memaksa diri melampaui persoalan kesejatian diri.

Kutunjukkan jari kedepan.
Hampir tak melihat ruang bebas.
Himpitan dan senyuman adalah batas sebuah perubahan.
Aku berharap cinta, pada suara-suara miris yang kudengar.

Kudengar sajak.
Kunikmati merdu penebus jalan sunyi.
Kedekati paduan buku perpustakaan
Kujilat selangkangan perubahan
Ku tawar - tawar nasib dari nasib seperti kami.

Hari ini aku hanya berhasil mengenakan syarat.
Esok adalah penentuan sikap.
Aku harus kembali ke ladang.
Kusemai bibit diladang tandus.
Agar pengorbanan kembali pada kebenaran.
Aku terjaga di perlintasan perumpamaan.
Perselisihan yang kubangun adalah jalan takwa.
Apabila esok sunyi menghantui.
Maka jalan kemanusiaan itu hening yang abadi.

27-05-2016

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU