LEKAS SEMBUH
Dalam pagi yang berserakan, aku buka tirai jendela 
Kembali mengaca pada embun yang habis oleh bising kendaraan.
Dalam mentari yang malu, kupenuhi paru-paru dengan asap rokok, belajar membuat lingkaran dan tertuang dalam kopi serta pertanyaan.
Dalam dada banyak suratan, sesaknya oleh keluhan.
Entah tertuju pada siapa, aku kembali menggaruk ingatan.
Di kamar ada beberapa tumpukan buku, sudah lama tak aku kencani mereka minta dituduri.
Aku tutup telinga, mata serta indra lain.
Aku berteriak pada nasib, Ya Allah boleh aku menggugat?
Sepatu tua aku pandangan, ia bicara : kemana lagi langkah kaki.
Syarat telah kulunasi, jauh sebelum pagi hari ini bagai matahari yang bersabar aku perlu merubah diri.
Terlentang dilantai kusam, kutunggangi waktu menyusuri gugatanku pada-Mu.
Dalam pagi yang tak ramah, untuk kesekian kali aku minta dijenguk keberuntungan.
Dalam mentari yang malu, aku tak ingin jadi benalu.
Bandung, 12-06-2016
Kembali mengaca pada embun yang habis oleh bising kendaraan.
Dalam mentari yang malu, kupenuhi paru-paru dengan asap rokok, belajar membuat lingkaran dan tertuang dalam kopi serta pertanyaan.
Dalam dada banyak suratan, sesaknya oleh keluhan.
Entah tertuju pada siapa, aku kembali menggaruk ingatan.
Di kamar ada beberapa tumpukan buku, sudah lama tak aku kencani mereka minta dituduri.
Aku tutup telinga, mata serta indra lain.
Aku berteriak pada nasib, Ya Allah boleh aku menggugat?
Sepatu tua aku pandangan, ia bicara : kemana lagi langkah kaki.
Syarat telah kulunasi, jauh sebelum pagi hari ini bagai matahari yang bersabar aku perlu merubah diri.
Terlentang dilantai kusam, kutunggangi waktu menyusuri gugatanku pada-Mu.
Dalam pagi yang tak ramah, untuk kesekian kali aku minta dijenguk keberuntungan.
Dalam mentari yang malu, aku tak ingin jadi benalu.
Bandung, 12-06-2016
Comments
Post a Comment