HIRSY FATIMAH KASIH HAKIM
Senyum-senyum
berjatuhan dari wajah ayahmu.
Heran, merasa asing dan gundah gulanah itu adalah syarat.
Banyak isyarat serta gumam harapan pada Rabu.
Tak luput dari ketabahan ibumu.
Di jejal waktu kelahiramu menuai banyak nafsu.
Perihal adil, meributkan keinginan terpenuhi.
Tak usah kau sesali nasibmu kelak nak,.
Menangis saja dan sedot Asi ibumu.
Dengarkan dengan seksama.
Bahwa ibumu selalu bersaksi untuk wanita penghulu surga.
Tebal rambutmu harus mampu menutupi duka disekitarmu kelak.
Gempal pipimu harus mampu menyentuh kalbu yang terasingkan.
Maka, jangan kau ragu menipu isi dunia.
Maka, jangan kau takut melumat keadaan.
Sebab namamu adalah doa.
12-06-2016
-untuk keponakanku-
Heran, merasa asing dan gundah gulanah itu adalah syarat.
Banyak isyarat serta gumam harapan pada Rabu.
Tak luput dari ketabahan ibumu.
Di jejal waktu kelahiramu menuai banyak nafsu.
Perihal adil, meributkan keinginan terpenuhi.
Tak usah kau sesali nasibmu kelak nak,.
Menangis saja dan sedot Asi ibumu.
Dengarkan dengan seksama.
Bahwa ibumu selalu bersaksi untuk wanita penghulu surga.
Tebal rambutmu harus mampu menutupi duka disekitarmu kelak.
Gempal pipimu harus mampu menyentuh kalbu yang terasingkan.
Maka, jangan kau ragu menipu isi dunia.
Maka, jangan kau takut melumat keadaan.
Sebab namamu adalah doa.
12-06-2016
-untuk keponakanku-
Comments
Post a Comment