KITA MESTI BERTEMU SAUDARAKU



Beberapa kata dan hasil tulisan terkadang membuat lubang dikepalaku.
Sambil menyemai benih pada malam hari serupa doa. Ya, aku ingin menghadirkan kebersamaan.
Saudaraku, aku tak pernah melihat keadaanmu pasca dilempar badai.
Sebab kau selalu mendahuli jeda dalam perjalanan.

Hari sebelumnya, kita bertemu pada bait puisi,.
Dalam pesan yang tak lelah menelaah wajah waktu,.
Jika aku harus berkata,.
Aku merindukan secangkir kopi,.
Dimana tawa kita tersulut panas api revolusi.

Pahit dan manis bukan lagi soal,.
Apa kabar keadaan itu persoalan.
21 hari aku mendekap dan memperdalam diri.
Mencari junjungan serta menafkahi hari.
Banyak soal, banyak lubang di kepala yang lantang mempertanyakan seperti ikhlas melepas seseorang.

Saudaraku, apakah perjalanan hidup adalah perubahan?
Kesejatian?
Perlawanan?
Atau memaknai jalan Tuhan?
Aku merindukan kalian ditubuhku,.
Di setiap sujud serta waktu.

Jangan berhenti terjaga dibumi ini saudaraku,.
Sebab puisi kita menggores wajah-wajah palsu.
Sampai menjelang laillatul qodar,.
Kata-kataku menengadah kepenjuru langit.
Menemukan kalian pada hari dan secangkir kopi kerinduan.

Batang, 24-06-2016

Comments

Popular posts from this blog

KEMERDEKAAN ALA ADDY GEMBEL FORGOTTEN

MENEMUI BATAS

PUISI RINDU