PEMIMPIN BUTUH GELAR
Jangan kau sentuh dukaku.
Sebab, kau lupa bahwa yang menganga ini adalah ulahmu.
Kotoran di dadaku.
Bekas menyulam penyesalan.
Aku tutup kembali.
Jangan kau tutup mata sejarah.
Sebab, waktu tak memutar jarum jam.
Inilah peradilan.
Puluhan tahun aku sembunyikan wajahku.
Sebab,hukum kau buat tumpul keatas.
Peristiwa serupa musim penghujan. Datang tak membawa kabar.
Pergi meninggalkan bekas.
Jejak peluru, berlubang di kenangan.
Bangkai beserak di selokan.
Tanah subur terpupuki darah.
Laut biru menyelami air mata.
Langit melindungi penguasa.
Gunung menduduki cara.
Dan senjata melumpuhkan suara.
Jangan kau tanyakan pada pahlawan.
Sebab, nisannya di lumuti bangga.
Lalu dimana letakmu?
Kau hidup bersama tahanan.
Kau hidup bersama di benak perjuangan.
Kau hidup di kantung yang mulia.
Kau hidup di kompleks cendana.
06-06-2016
Comments
Post a Comment