MENGENANG USMAN HARUN
Mengenang
Usman Harun menegaskan bahwa kita adalah bangsa agraria, yang mesti dijaga alam
dan makhluknya.
Keseimbangan
mesti diupayakan, jangan sesekali digadaikan. Sebab tengkulak lebih terkenal dari pahlawan.
Menyadari bahwa disini hidup selalu palsu.
Jati diri menjadi bisu, budaya dikekang pemilu dan cinta hanya tipu daya untuk maju.
Kapal-kapal berlayar membelah laut, memotong angin, menerka badai.
Nenek moyang tak lepas dirantai, hilang dan lupa jalan pulang.
Dermaga disinggahi tamu tanpa di undang, dan kita diam dirampas kebijakan.
Maka jangan kau menangis Usman, jangan terlalu marah Harun.
Keanehan ini diperlihatkan dalam teknologi.
Rancangan dibatas undang-undang, kreatifitas disekat keuntungan.
Inilah dongeng laut yang sepi, samudra menjadi tak berpenghuni.
Angin dan badai datang hanya sesekali itupun diutus konstitusi.
Jangan bangkit pahlawanku.
Tidurlah, sebab percuma keadaan habis ditikam badai.
Abad penuh perang tanpa usai.
Bahagia perlu disimpan dalam dada.
Rindu ini terlunglai hampir karam.
Mengenangmu berarti ada cinta pada insan.
Hari penuh daya dan upaya.
Langit dan burung cemara, menjelma kau saat disambut sangkakala.
Bandung,13-08-2016
#doaditanahlegenda
Comments
Post a Comment